Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Indonesia kemarin mengumumkan lima nominasi Lomba Film Pendek Perubahan Iklim Study in Australia di serambi Salihara. Para pemenang kompetisi bakal mengunjungi Perth selama lima hari. Lomba Film Pendek ini merupakan hasil kerja sama antara Perth Education City, Yayasan Nobel Indonesia, dan The Climate Project Indonesia, serta diikuti 88 sekolah menengah umum (SMU) di Jakarta. Kompetisi ini mengambil tema ”Perubahan Iklim: ApaArtinya bagi Anda dan Sekeliling Anda?” Tema ini sengaja dipilih untuk mengajak generasi muda semakin peduli pada kondisi bumi dan perubahan iklim. Dalam konferensi pers kemarin Australian Trade Commissioner (Austrade) Patrick Kearins turut mengingatkan, isu perubahan iklim sudah menjadi persoalan global dan manusia mesti berbuat sesuatu.
Semua film pendek yang terkirim sudah disaring Yayasan Nobel Indonesia dan terpilihlah lima nominasi. Mewakili dewan juri, produser film Jay Subiyakto mengumumkan lima nominasi tersebut. Mereka adalah Cornelia Stacy Gabriella lewat film Reuse Grey Water, Ariel Ezra Bezaliel dan Kevin Johanes dengan Nature’s Memories, Khosyi Yoga Pratama dan Adriel Andriawan dengan Hope. Lalu disusul Shadia Pradsmadji dan Pradnya Padminiamaitri lewat film What About a Global Change serta Nurdarda Hajatulail dan Zulfi Prayogo dengan film It’s Our World.Lima film bisa diakses lewat situs jejaring sosial, Facebook melalui akun Study in Australia Indonesia.
Public Affairs-Counselor Kedubes Australia Jenny Dee mengharapkan partisipasi masyarakat untuk menentukan pemenang ”Film Pendek Pilihan Pemirsa”. Pemungutan suara akan dilakukan lewat Contact SMS. Nama-nama pemenang akan diumumkan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Bill Farmer pada pembukaan Pameran Pendidikan Study in Australia, Sabtu(27/2). Apa saja kriteria penilaian dewan juri dalam lomba film pendek ini? ”Kami menilai berdasarkan ide atau alur, kualitas pengambilan gambar, kualitas editing dan musik pendukung,” papar Jay mewakili juri. Sebagai seniman, Jay mengaku bangga terhadap kreativitas anak muda Indonesia dan penyelenggaraan kompetisi ini.
”Semoga masyarakat semakin peduli lingkungan dan bumi kian sehat,”ujarnya seraya berharap. Pameran Study in Australia berlangsung lima hari. Pameran ini akan dibuka di Jakarta, Sabtu (27/2) dan berlangsung selama dua hari. Kemudian dilanjutkan di Bandung, Senin (1/3) dan Surabaya, Minggu (6/3). Pameran ini diikuti 37 lembaga pendidikan di Australia, mulai dari level universitas, pelatihan pendidikan kejuruan, SMU, dan lembaga kursus bahasa Inggris. Pameran ini akan semakin meriah dengan beberapa seminar yang tengah dipersiapkan Austrade.” Kami akan menyelenggarakan seminar tentang Green Jobs yang akan dibawakan The Climate Project Indonesia,”papar Kearins.
Pameran dan kompetisi film pendek kali ini didukung sepenuhnya oleh Dubes Farmer. Dalam sebuah rilis, Farmer menyampaikan pentingnya keterampilan yang memadai untuk menciptakan pasar tenaga kerja hijau untuk masa depan.
Semua film pendek yang terkirim sudah disaring Yayasan Nobel Indonesia dan terpilihlah lima nominasi. Mewakili dewan juri, produser film Jay Subiyakto mengumumkan lima nominasi tersebut. Mereka adalah Cornelia Stacy Gabriella lewat film Reuse Grey Water, Ariel Ezra Bezaliel dan Kevin Johanes dengan Nature’s Memories, Khosyi Yoga Pratama dan Adriel Andriawan dengan Hope. Lalu disusul Shadia Pradsmadji dan Pradnya Padminiamaitri lewat film What About a Global Change serta Nurdarda Hajatulail dan Zulfi Prayogo dengan film It’s Our World.Lima film bisa diakses lewat situs jejaring sosial, Facebook melalui akun Study in Australia Indonesia.
Public Affairs-Counselor Kedubes Australia Jenny Dee mengharapkan partisipasi masyarakat untuk menentukan pemenang ”Film Pendek Pilihan Pemirsa”. Pemungutan suara akan dilakukan lewat Contact SMS. Nama-nama pemenang akan diumumkan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Bill Farmer pada pembukaan Pameran Pendidikan Study in Australia, Sabtu(27/2). Apa saja kriteria penilaian dewan juri dalam lomba film pendek ini? ”Kami menilai berdasarkan ide atau alur, kualitas pengambilan gambar, kualitas editing dan musik pendukung,” papar Jay mewakili juri. Sebagai seniman, Jay mengaku bangga terhadap kreativitas anak muda Indonesia dan penyelenggaraan kompetisi ini.
”Semoga masyarakat semakin peduli lingkungan dan bumi kian sehat,”ujarnya seraya berharap. Pameran Study in Australia berlangsung lima hari. Pameran ini akan dibuka di Jakarta, Sabtu (27/2) dan berlangsung selama dua hari. Kemudian dilanjutkan di Bandung, Senin (1/3) dan Surabaya, Minggu (6/3). Pameran ini diikuti 37 lembaga pendidikan di Australia, mulai dari level universitas, pelatihan pendidikan kejuruan, SMU, dan lembaga kursus bahasa Inggris. Pameran ini akan semakin meriah dengan beberapa seminar yang tengah dipersiapkan Austrade.” Kami akan menyelenggarakan seminar tentang Green Jobs yang akan dibawakan The Climate Project Indonesia,”papar Kearins.
Pameran dan kompetisi film pendek kali ini didukung sepenuhnya oleh Dubes Farmer. Dalam sebuah rilis, Farmer menyampaikan pentingnya keterampilan yang memadai untuk menciptakan pasar tenaga kerja hijau untuk masa depan.
0 Response to "Finalis Film Pendek Diumumkan"
Post a Comment