Para pemimpin negara- negara di Amerika Latin dan Karibia menyambut pembuatan blok baru tanpa Amerika Serikat (AS) dan Kanada.Mereka juga menyerukan pembahasan masalah kedaulatan Falklands Islands. Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) 32 negara anggota blok baru itu,semua mendukung Argentina dalam konflik memperebutkan Falklands yang juga diklaim Inggris. Konflik memanas setelah pengeboran minyak dilakukan di wilayah selatan kepulauan Atlantik yang dikontrol Inggris. Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membuka kembali perdebatan mengenai kedaulatan di kepulauan tersebut. Desakan diserukan Silva di akhir pertemuan dua hari blok baru tersebut di Cancun, Meksiko.
“Kami memberi dukungan untuk hak legitimasi Republik Argentina dalam perebutan kedaulatan melawan Inggris dan Irlandia Utara. Kedua pihak yang bertikai perlu kembali ke meja perundingan untuk menemukan perdamaian dan solusi nyata masalah tersebut,” ungkap pernyataan KTT tersebut. London menolak klaim terbaru Argentina pada Januari silam untuk wilayah kepulauan yang diduduki Inggris sejak 1833.Argentina pernah kalah dalam perang melawan Inggris untuk memperebutkan kawasan itu pada 1982.Saat itu 1.000 warga negara Argentina tewas dalam pertempuran melawan Inggris.
MenurutArgentina,Inggris melanggar resolusi PBB yang menyerukan agar semua pihak tidak membuat keputusan apa pun yang dapat memperkeruh perselisihan mereka. Presiden Meksiko Felipe Calderon menyambut usulan blok regional baru yang diperkirakan akan menjadi alternatif untuk organisasi negara-negara Amerika (OAS). Selama setengah abad terakhir, OAS yang melibatkan seluruh negara-negara di benua Amerika, termasuk Amerika Utara,menjadi forum utama untuk menyelesaikan berbagai masalah regional. Namun selama itu pula,AS dan Kanada dinilai terlalu banyak mendikte berbagai keputusan yang ada di OAS.
Pernyataan Calderon tentang ide blok baru itu muncul pada penutupan KTT antara Rio Group dan Komunitas Karibia (Caricom). “Blok baru harus menjadi prioritas untuk mendorong integrasi kawasan dan mempromosikan agenda regional dalam percaturan global,” papar Calderon. Detail lebih rinci mengenai mekanisme dan Contact nama baru blok tersebut, akan diputuskan dalam pertemuan di Caracas,Venezuela, tahun depan. Menanggapi ide munculnya blok baru yang tidak melibatkan AS dan Kanada, Washington bersikap tenang.“AS sebagai pemain kekuasaan bersejarah di kawasan, tidak melihat blok baru itu sebagai masalah.
Ini tidak boleh menjadi kelompok yang berupaya menggantikan OAS,” papar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk masalah bumi belahan barat ArturoV alenzuela. Presiden Kuba Raul Castro merupakan salah satu yang pertama kali mendukung blok regional baru itu.“Ini langkah bersejarah menuju penguatanorganisasiregional Amerika Latin dan Karibbia,”ujarnya. Kuba dikeluarkan dari OAS pada 1962, tapi tahun lalu, mereka melakukan pemungutan suara untuk mengakui kembali negara komunis itu sebagai anggotanya. Meski demikian, nasib Kuba tetap terkatung- katung karena ada berbagai syarat yang harus dipenuhi Kuba untuk kembali menjadi anggota OAS yang berkantor pusat di Washington tersebut.
Pengumuman blok baru itu setelah konflik antara Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Kolombia Alvaro Uribe dalam pertemuan tertutup. Konflik ini memperdalam perpecahan antara sayap kanan dan kiri di kawasan tersebut.
“Kami memberi dukungan untuk hak legitimasi Republik Argentina dalam perebutan kedaulatan melawan Inggris dan Irlandia Utara. Kedua pihak yang bertikai perlu kembali ke meja perundingan untuk menemukan perdamaian dan solusi nyata masalah tersebut,” ungkap pernyataan KTT tersebut. London menolak klaim terbaru Argentina pada Januari silam untuk wilayah kepulauan yang diduduki Inggris sejak 1833.Argentina pernah kalah dalam perang melawan Inggris untuk memperebutkan kawasan itu pada 1982.Saat itu 1.000 warga negara Argentina tewas dalam pertempuran melawan Inggris.
MenurutArgentina,Inggris melanggar resolusi PBB yang menyerukan agar semua pihak tidak membuat keputusan apa pun yang dapat memperkeruh perselisihan mereka. Presiden Meksiko Felipe Calderon menyambut usulan blok regional baru yang diperkirakan akan menjadi alternatif untuk organisasi negara-negara Amerika (OAS). Selama setengah abad terakhir, OAS yang melibatkan seluruh negara-negara di benua Amerika, termasuk Amerika Utara,menjadi forum utama untuk menyelesaikan berbagai masalah regional. Namun selama itu pula,AS dan Kanada dinilai terlalu banyak mendikte berbagai keputusan yang ada di OAS.
Pernyataan Calderon tentang ide blok baru itu muncul pada penutupan KTT antara Rio Group dan Komunitas Karibia (Caricom). “Blok baru harus menjadi prioritas untuk mendorong integrasi kawasan dan mempromosikan agenda regional dalam percaturan global,” papar Calderon. Detail lebih rinci mengenai mekanisme dan Contact nama baru blok tersebut, akan diputuskan dalam pertemuan di Caracas,Venezuela, tahun depan. Menanggapi ide munculnya blok baru yang tidak melibatkan AS dan Kanada, Washington bersikap tenang.“AS sebagai pemain kekuasaan bersejarah di kawasan, tidak melihat blok baru itu sebagai masalah.
Ini tidak boleh menjadi kelompok yang berupaya menggantikan OAS,” papar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk masalah bumi belahan barat ArturoV alenzuela. Presiden Kuba Raul Castro merupakan salah satu yang pertama kali mendukung blok regional baru itu.“Ini langkah bersejarah menuju penguatanorganisasiregional Amerika Latin dan Karibbia,”ujarnya. Kuba dikeluarkan dari OAS pada 1962, tapi tahun lalu, mereka melakukan pemungutan suara untuk mengakui kembali negara komunis itu sebagai anggotanya. Meski demikian, nasib Kuba tetap terkatung- katung karena ada berbagai syarat yang harus dipenuhi Kuba untuk kembali menjadi anggota OAS yang berkantor pusat di Washington tersebut.
Pengumuman blok baru itu setelah konflik antara Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Kolombia Alvaro Uribe dalam pertemuan tertutup. Konflik ini memperdalam perpecahan antara sayap kanan dan kiri di kawasan tersebut.
0 Response to "Negara Amerika Latin dan Karibia Dukung Argentina"
Post a Comment